Komandan Batalyon II Naga Hitam Mayor Abdul Manan Wijaya dilahirkan di desa Ngroto kecamatan Pujon pada 1910. Ketika PETA dibentuk, ia langsung bergabung dengan kesatuan militer Jepang tersebut. Karier militer pada saat aktif di PETA sebagai Chudanco di Dai II Chudan Malang. Meski sebagai tentara aktif, namun sosok santri selalu tampak pada dirinya.
Saat pasukan Belanda melakukan Agresi Militer I dan II, Abdul Manan berpangkat Mayor sebagai Komandan Batalyon II yang berkedudukan di daerah Pujon, Ngantang dan Kasembon. Pada masa itu, bersama Kapten Soemadi dan Mayor Sunandar, Abdul Manan menjadi perancang serangan-serangan terhadap kedudukan tentara Belanda. Banyak perlawanan pasukan Batalyon II terhadap Belanda di daerah barat Batu.
Selain sebagai ahli strategi perang, Mayor Manan juga seorang negosiator yang handal. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan delegasi batalyon II yang dipimpin Mayor Abdul Manan dalam menghindarkan TNI dari sanksi KTN akibat penyerangan pasukan Belanda di desa Pandesari di daerah perbatasan Status Quo.
Berkat jasa-jasanya semasa perang kemerdekaan, nama Brigjen Abdul Manan Widjaja diabadikan menjadi nama jalan raya di kecamatan Pujon (daerah gerilya Batalyon Mayor Abdul Manan) pada 10 November 1989 oleh Bupati Malang H Abdul Hamid M.
Sumber Referensi :
1. Renville
2. Perjuangan Total Brigade IV