Home / Article / Mari Bersama Bersihkan Benteng Kedungcowek

Mari Bersama Bersihkan Benteng Kedungcowek

Benteng Kedungcowek, nama ini cukup asing ditelinga generasi muda Surabaya, sebagian besar bahkan mengaku tidak tahu bahwa kota Surabaya yang dikenal dengan sebutan kota Pahlawan ini masih memiliki sebuah benteng yang masih berdiri dengan kokoh dan menyimpan kisah heroisme yang luar biasa sebagai cikal bakal berdirinya Batalion Artileri TNI AD.

Pada pertempuran Surabaya 1945, diperkirakan lebih dari 200 pejuang gugur dibenteng ini ketika meriam meriam pantai yang mereka operasikan harus beradu nyawa dengan moncong-moncong meriam dari kapal perang Inggris, kisah pertempuran di benteng ini bisa dibaca disini.

Kini benteng ini kondisinya telah tertutup belukar, kisah kejuangannya pun nyaris terkubur dari memori warga Surabaya, dan tentu saja adalah tanggungjawab kita bersama sebagai generasi muda bangsa untuk kembali menggali kepingan sejarah ini, untuk kembali menggaungkan kisah sejarah benteng ini agar tidak hilang tertelan zaman, bukan hanya tanggung jawab militer semata, namun sekali lagi ini adalah tanggungjawab bersama.

Pada hari minggu 2 Februari 2013, Batalion Artileri Pertahanan Udara Sedang 8 / Arhanudse 8 Gedangan , Sidoarjo yang dipimpin oleh Lettu Arh Agung P bersama dengan Roode Brug Soerabaia mulai melakukan aksi pembersihan terhadap benteng kedungcowek dimulai sejak pukul 8.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

bersama sama memasuki area
memulai pembersihan
bastion paling timur yang tertutup tanaman liar

Pembersihan ini dilakukan dimulai dari ujung area benteng sebelah timur, dimulai dari bastion bastion yang kecil terlebih dahulu, dikerjakan yang lebih mudah dimana diharapkan untuk bagian bangunan benteng yang utama akan ada lebih banyak lagi partisipasi dari rekan rekan generasi muda Surabaya selain dari rekan rekan TNI.

prosesi kerjabakti
saling ulurkan tangan
membersihkan bagian dalam
rame ing gawe
rawe rawe rantas…..cihuy…..
bastion paling timur mulai tampak
dari lubang ini dulu meriam pejuang kita beradu dengan meriam kapal-kapal Inggris
setelah semua tanaman liar tersingkir ( lihat kond sebelumnya foto ketiga dari atas )

Setelah membereskan bastion paling timur , kami semua beristirahat saling mengobrol dan bercandatawa sambil mengumpulkan tenaga untuk menghadapi tantangan selanjutnya yaitu bastion kedua yang penempatan meriamnya dahulu berada diatas bastion tanpa perlindungan atap, pada bastion ini sisa rel meriam masih tampak.

ngaso dulu
Bastion kedua menanti digasak
tangga menuju bastion 2

Prosesi kerjabakti hari ini hanya sampai bastion kedua saja, jadi total membersihkan dua bangunan, bermacam macam pengalaman kawan kawan yang turut serta membersihkan area ini, mulai ketemu nyambik, digigit nyamuk, digigit semut merah, kejatuhan sarang semut merah, disengat lebah dan tentu saja setiap jerit kesakitan akan disusul dengan gelak tawa kawan kawan lainnya, sungguh sangat disayangkan……..dalam hal ini kami tidak mengenal empati =)

berikut beberapa foto kejadian unik selama kegiatan berlangsung:

ekspresi Gepeng yang malang, pantatnya tergigit semut
berkaos abu cerah ga kalah malang,dia kejatuhan sarang angkrang
nemu sarang tawon plus payung pink
nemu kotak amunisi tua

Dan akhir februari akan dilakukan lagi pembersihan di area benteng ini, tentunya medan yang lebih sulit karena kami sengaja memulai dari yang paling mudah terlebih dahulu, dari bastion yang kecil kecil, bangunan induk/bangunan utama benteng sama sekali belum tersentuh.

Kami membutuhkan bantuan rekan rekan terutama generasi muda Surabaya untuk cancut tali wondho bersama sama untuk turun lapangan bekerja membersihkan area benteng ini….

Karena benteng ini tak akan mampu menceritakan kisah heroismenya dalam masa awal revolusi penegakan berdirinya negara kita…..

Jika tak ada generasi muda yang perduli keberadaan benteng ini apalagi kisah dibaliknya, maka hanya tinggal menunggu waktu saja kisahnya akan hilang tertelan zaman….

67 tahun yang lalu mereka telah ambil bagian dalam tugas mereka dengan penuh kerelaan……

Pernahkah mereka berpikir bahwa mereka berada di benteng itu dengan tujuan agar selalu dikenang? saya rasa tidak…..namun relakah kita jika peran mulia mereka terlupakan?

Saya yakin jawabnya adalah TIDAK

Bukan hanya tugas TNI, bukan hanya tugas MEDIA, bukan hanya tugas PEMKOT, bukan hanya tugas PEMUDA PEMUDI SURABAYA, namun ini adalah tugas dan tantangan bagi kita semua….

Kami menunggu peran dan partisipasi kawan kawan semua, baik perorangan maupun komunitas, pada akhir februari akan diadakan lagi pembersihan area ini, bagi yang berminat bisa:

1.bergabung di group FB : Roodebrug Soerabaia

2. aktif memantau website www.roodebrugsoerabaia.com

3. untuk CP bisa menghubungi mas Rifkhi : 081804163474

Syarat :

  1. Siapkan fisik, jangan ada yang datang dalam kondisi masuk angin, cacar atau gabaken, ga ada ambulan di lokasi
  2. Sudah pada lihat situasi medan dari foto, jadi siapkan pakaian yang pantas, pakai celana panjang dan kaos yang nyaman dan bersepatu, jangan sampai datang pakai sandal japit, kacamata hitam, celana pendek dan kaos kutang, jangan sampai salah asumsi walaupun benteng ini berlokasi tepat ditepi pantai.
  3. Bawa alat sendiri, silahkan bawa sabit, parang boleh, tombak dan anak panah jangan…kita ga berburu babi hutan, sebaiknya jangan bawa gunting rumput…..saya rasa belum waktunya.
  4. Bawa air minum sangat penting, kalau mau bawa gorengan juga boleh, sukur sukur bawa banyak.
  5. Sudah izin orang tua

Area yang harus dihadapi selanjutnya :

Lettu Arh Agung melihat area yang akan dibabat selanjutnya dari atas bastion 2

Liputan media :

Kegiatan pada hari Sabtu, 2 Februari 2013 diliput oleh rekan rekan dari JTV ( Mas Gigik yang datang sangat mruput bahkan lebih dulu dari saya ), SBO TV ( Dek Ebo yang mencari lokasi ini sampe kesasar sasar ), Detik.com ( Cak Ugik, Cak Polenk karo Cak Zainal ), Radar Surabaya ( Mbak Heti )….. suwun kabeh dulur…..kisah benteng ini sangat membutuhkan peran serta media 🙂

Lettu Agung dan Lettu Cahyo wawancara JTV
Lettu Agung dalam wawancara SBO TV

Link artikel media detik.com :

Artikel 1

Artikel 2

Radar Surabaya :

Urutan foto sebelum dan sesudah pembersihan dari bastion 1 ( paling timur ), berawal dari tampak seperti gundukan tanaman liar hingga terlihat wujud aslinya :

Dari belakang bastion :

Ditulis oleh : Ady Erlianto Setyawan

Foto : Indra Eka Saputra

About Ady Setyawan

Ady Setyawan, penulis dan penghobi sejarah terutama era perang kemerdekaan. Buku yang pernah diterbitkan berjudul : Benteng Benteng Surabaya ( 2015) , Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu? ( 2018 ) dan Kronik Pertempuran Surabaya ( 2020 )

Check Also

Insiden Kekerasan Imlek di Surabaya Tahun 1912

Tahukah anda bahwa perayaan Imlek tahun 1912 di Surabaya berubah menjadi sebuah panggung pertikaian sengit …