Gereja permanen pertama di Surabaya dibangun oleh Pastor H. Waanders yang diresmikan tanggal 22 Maret 1822, lokasi gereja saat itu berada di tikungan Roomsche Kerkstraat dan Komedieplein ( kira kira sekarang Jl Cenderawasih dan Jl Merak )
Pada tahun 1867, bangunan gereja ini mengalami retak-retak akibat gempa bumi, sehingga tanggal 4 April 1899 dibangunlah gereja baru di Tempelstraat ( kini Jl kepanjen ) dengan arsitek W. Weestmas
![Gereja kepanjen tahun 1935](https://roodebrug.org/wp-content/uploads/2016/07/foto-6-1935-180x300.jpg)
![penulis didepan Gereja Kepanjen, 2011](https://roodebrug.org/wp-content/uploads/2016/07/foto1-213x300.jpg)
Dibangun diatas pondasi berjumlah 799 buah kayu galam yang didatangkan dari Kalimantan dan perletakan batu pertama gereja ini pada tanggal 19 Agustus 1899.
Pada pertempuran Surabaya 1945, kawasan Kepanjen dan Kebonrojo tak luput dari amukan artileri tentara Inggris baik dari arah laut maupun serangan serangan dari pesawat udaranya, sebagai gambaran bagaimana pertempuran dikawasan ini bisa dilihat dalam salah satu lukisan M.Sochieb dalam buku “Peristiwa 10 November Dalam Lukisan”
Foto sebelum perang :
Foto saat ini ( Mei 2011 ) :
Hingga hari ini dapat dilihat, beberapa bata dari dinding gereja bila kita amati ada yang memiliki warna berbeda, beberapa lebih terang, beberapa lebih gelap, ini tak lain karena dinding bata tersebut berlubang-lubang karena pertempuran sehingga beberapa bata harus mengalami pergantian.
![RoodeBrug Heritage crew bersama Bapak Suparto Brata, tampak dinding bata yang dimaksud dalam penjelasan diatas](https://roodebrug.org/wp-content/uploads/2016/07/foto-bersama-300x281.jpg)
Gereja Kepanjen ini juga memiliki sebuah corner museum, berikut fotonya :
Terimakasih banyak kepada Ibu Rini, guru SMA Frateran yang telah menemani RoodeBrug Heritage Crew untuk meliput bangunan bersejarah ini juga atas segala penjelasannya.
Demikian sedikit cerita tentang Gereja Kepanjen Surabaya, mari tetap cintai sejarah kota Surabaya dan bangsa Indonesia =)
dok.sekretariat paroki